Selasa, 06 Mei 2008

Aura Pil Setan

Engkau kawan sejatiku
Muak aku...
Egois, munafik

Nurani tekurung
Langkah kaki terpasung
Tepis sepi... hampa...

Jutaan gumpal tanya
Sesak kepala

Kau mampu jawab
Kau hebat, kawan
Bisa lepas
Terbang... melayang
Tanpa batas

Pahit getir
Manusiawi hilang
Bawa aku ke nirwana

Tapi itu berlalu...
Tipuan pesona aku
Fatamorgana...

Topeng sesat,
sanjung... agung...
Busuk perbudak aku
Bimbing aku... jurang lubang neraka

Terminal segala kebusukan dunia
Derita... siksa jadi satu
Sayat pilu jadi sembilu

Pil... setan

Enyah... dunia

Kawan penuh kemunafikan
Korban kisah masa lalu

Pergi.. jauh
Jangan renggut sukma

Pil setan... selamat tinggal
Selamat tinggal kenistaan

Sisa nafasku ingin habiskan
Nikmati dunia nyata

Sesal

Tumpukan jarum patah
Bulir-bulir mungil.. menggelinding
Sumpah serapah
caci maki
Seisap... tenang hati

Kau ada
Teman jiwa... sambung nyawa

Ringan...
Bawa melayang, jamu aku
oh nirwana
Biar ku jadi raja

Indah.. pikat manusia

Seringai sibak lamunan
hitam..
Kawah neraka menganga
Entah menanti siapa

Jarum.. butir... candu...
selamatkan aku..!!!
Mengapa kau terpaku?

Kau
kawan iblis... biadab
Rayu dusta belaka
Kau buat lupa
Cinta... Sang Pencipta...

Sesalku sia-sia
Kawan palingkan muka
Tangis... air mata habis

Aku takut
Di sini gelap
dingin sepi...
I long for everything
but I got nothing
then expecting,
waiting,
praying,
behaving,
'till I can find
the truth's calling

Sabtu, 26 April 2008

Nearly twenty..

Rabu, 23 April 2008

Biar angin yang membawa membawa rindu ini ke sana 'tuk membalut raga yang tengah letih menempa asa.. Di bentang samudra jua kan kau tunjuk satu bintang yang terang gemerlapnya. Dan di sini ku pun tengah memandang dirimu pada bintang yang sama... I miss you, Cal...

(Salatiga, 20 April 2008, 22:35)

Insane...

I don't blame
but why should I feel those pain
I try to runaway through the rain
but still I find myself
insane...
Ku mencari dan berlari
tanpa peduli lagi dengan arti
tersendat dalam relung hati
tanpa tahu apa itu mimpi

Hanya sesak yang meracuni
hingga tak sanggup lagi
berdiri, menapaki jalan penuh duri

Pada siapa ku kan bertanya,
semua mulut bungkam tanpa kata
dan dunia terus berputar tak hiraukan
rasa sakit yang kian menjalar

(Salatiga, 2 Mei 2007, 00:22)

Mencari mu..

Kanda kelana
Entah di mana kini kau berada
pekatnya hitam tak mampu beri jawaban
dan masih...
hati ku meradang dalam penantian

(Salatiga, 20 Juli 2006)

Senin, 21 April 2008

Kartini

Wanita baja yang
menata aksara demi meninggikan wanita,kaumnya..
Melawan tidak adilnya dunia
yang selalu memicingkan mata,
"wanita hanyalah hiasan semata"

Wanita perkasa yang
bergelut dengan alotnya tradisi jaman baheula
menentang kepicikan dogma,
"wanita tak berhak mengepakkan sayapnya"

Kartini...
Wanita yang menjadi inspirasi
Wania yang membuat setiap langkah wanita Indonesia
semakin bermakna...


"Selamat Hari Kartini.."
Ku berlari...
Enggan menanti
Entah tanpa arti
atau hanya sekedar berpaling dari
mimpi
Ku tak mengerti
mengapa aku di sini
Sendiri, sepi
Seraya meratapi jawab yang tak kunjung menghampiri
Lagi, ku terus berlari,
tanpa peduli arti,
mimpi,
atau pun mati..
Pahit getir senantiasa menyeruak
dalam nadi yang mengalir
Bimbang datang menghalang
kala jalan luas terbentang
Hanya tersisa secuil nurani,
asa tuk gapai mimpi di antara sepi yang terus
menari
Hiduplah,
hiduplah!!
Kan kau sadari jika dunia ini sangatlah indah....
Sudut hati menanti mimpi
Debaran yang tak pasti senantiasa menyesaki,
sepi.............
Merajuk hujan merintik nadi
Jerit sunyi kan jua meratapi
Benci............
Ku benci merengkuh asa,
melantun rindu
rasa yang mati
dan tak biarkan rasa itu kandas
tenggelam dalam ombak yang ganas
selama ku masih menghela nafas
mengarungi samudra, menentang cadas
Memang jarak dan waktu ada di antara kita
tapi aku tak ingin menyerah pasrah pada mereka
Meski terkadang dengan bengis mereka membuat aku menangis miris,
tapi demi orang yang ku sayang aku kan tegar
menghadang, menantang aral melintang
tak peduli nyawa kan harus ku regang
Karena aku masih sayang.....

kembali bermimpi

Jutaan bintang kan menari
rembulan dendangkan sunyi
Rebahkan letih asa mu di peraduan sepi
kan terbang tinggi
sua cantik sang peri mimpi
Raga tanpa daya mengiba asa
bertekuk lutut pada desah yang tak nyata
gundah meraja, bimbang merana
Bulir bening basah kan hening
berkaca pada buram
Berdiri....menanti....
berhias raut sarat kan muram
Sepenggal nafas diliput kelam
semakin dalam mengoyak malam
Ku ingin memeluk
sebuah raga tanpa bentuk
Bayang tampan
merindu sudut indah belaian
Kan ku rangkai bintang
Semat di hati tuk kelana tersayang

a lullaby

Every night Mr. Moon not only sit and stay,
He always awake and keep the darkness away
He will lead you to find another way
Just let your body lay,
and you will dream away
Then I promise, you will get tomorrow
as a better day

Untuk sang pengelana samudra..

Sesak....sesal terngiang gelak
Gundah....galau walau indah
Desir....debar didesak getir
Muram....murung teraut kelam
Dosa....dogma 'lah penguasa
Cinta....cipta-Nya tanpa kata

Bentang dunia, jadi saksi....
telusuri hingga
Samudra kehilangan jenuhnya
'kan mentari
Bekukan alam semesta
dan akhir masa....
Porak poranda
Tak goyah demi
hati yang Menganga....

Rindu, bayang 'lah ku peluk
Rindu rasa, jatuh terpuruk
Rindu ku, hilang bentuk
Rindu, pintu ku ketuk, hanya
Rinduku....
seorang terkutuk

Muak!!!
Bosan ku akan jarak
Hati lelah, lara
jatuh jauh merangkak,
Jua sambut dusta mu kelak
The darkness tell a lie
although Mister Moon whispering a lullaby
Please baby don't cry,
the sun is not die
He's just hide because he is shy
To Mister Moon who will pass by
Now close your eyes, dream u can get an apple pie
but you have to promise me,
tomorrow u will learn how to fly....
We're just human, can't stand without making mistaken
We've ever fallen, even sinked into our dream of heaven
Something is forbidden but
we taste it as an apple pie which must be eaten
Seems like we make mistake just to be forgotten
Muses us for a moment
Think how worth are we to be forgiven
Everything will be happen if we follow the destination
We are created to try and learn
since everything has been changed,
has been turned
'till we get everything we love will be wasted, will be burned
Hanya isak
peluk lara dalam detak
dan jarum jam yang bergerak....
Mengenang sesak
Rindu manisnya gelak,
hanya repihan,
potongan hati yang tereletak
Debaran asa
di balik raut tanpa rupa
Sirat bayang jua 'lah maya
Ku tak kuasa dijejal tanya
hasrat melambung meniti angkasa
Hitam yang selalu setia,
tak sanggup sibak pesona
Diri kelana sang perajut sukma
Rebah dalam pelukan kelam
berlari susuri pekatnya malam
Hembus angin bercium dendam
Luka 'lah lara terpendam
jatuh terpuruk nafas kan tenggelam
Meradang dalam genggam........
Ku ingin merindu,
sosok semu hadir bayangmu
Ku ingin mencinta,
bias pikat tak jua nyata
Namun ku hanya,
meresah gundah mahluk yang bernyawa
Sendi ku merapuh
teralir tetesan peluh
dan ku hanya
berkeluh
Aral rintanga usai sudah ku tempuh
akan kah sepi menanti jenuh,
aku bukan manusia tangguh
Utas ulas senyummu
merekah antara lantunan sendu
Tautan asa melebur ragu
Terukir indah relungan kalbu
Hanya hitam jadi saksiku,
tebaran kerlip bias jalanku
Pikat rindu tak jua semu
Kau lah engkau,
dirimu satu....
Salah kah ku meratap
salah kah ku mengharap
walau hanya di sudut senyap
melantun sendu yang tak terucap

Salah kah ku mengharu
salah kah ku merindu
walau hanya debar getirnya waktu
melebur asa yang dulu membeku
Hitam lah yang setia
terdiam,
lantunkan sunyi kelamnya
dan ku lukis sang kelana
menepis rindu
memeluk asa
bayang semu sosok nyata
penghuni sudut pelipur lara
I'm crying
Standing beside the depth of feeling
The moon is hiding
and the stars are not sparkling
cloudy night is frigthning
Without hear you singing
Without see you smiling
Without feel your heart beating
Feel like I'm dying...
Hati yang menganga
meratap harap tak kunjung sua
sejengkal jarak pun tak kuasa
getir mengalir entah ke mana
Sudut sepi meracun hati
bernafas tuba,
berdetak mati
dan diam masih di sini
Menunggu debaran membeku
Mendengar berpekik syadu
Menanti detik yang beraduM
eresah asa tepian kalbu
Memeluk kelam bayang yang terbelenggu
Ingin ku bunuh rasa itu
biar lah berlalu
membeku
Sudut yang biru
hanya buat ku meragu
luka inisemakin menganga
tersayat......
pedih...
perih...
dalam......
akan kah ku bawa lari
berlari
dan
terus berlari........
ku ingin kau rasa sesak ini
penat...
dan
.......aku ingin
.......ingin ku
bawa.... sampai aku,
kehilangan
rasa........
raga.........
cinta.......
canda....
bahagia....
dan seonggok nyawa yang sia-sia
Biar ku merapuhdi sudut dan terjatuh
lara yang kupendamrasa lah menikam
Biar....
sakit pun kau tak rasakan
pedih pun kau tak enyahkan
mati pun kau
tak kehilangan
Biar ku belajar dari rasa sakit yang masih menjalar
dan biar ku dewasa dari torehan luka yang masih terus menganga
Kau tahu,tapi mengapa
tetap membisu seakan tak ada arti
diriku
layaknya repihan
hati usang berdebu
Aku benci untuk memiliki, seakan.....
terbang tinggi dan enggan kembali
tak merasa tanah dipijak kaki
terus melayang
terbuai mimpi
Hingga ku lupa diri dan
rasa pun terbawa
mati
Aku takut
tertunduk dan takluk,
bertekuk lutut
pada asa yang merajuk
Berselimut malam,
ku rajut asa yang terpendam
Hanya berteman detik
ku melawan kelam
Meraba mimpi di antara guratan yang
muram........
Aku ini yang tak berarti
Tak pernah ingin 'tuk memiliki
mengharap lebih dari sekedar mimpi
Tapi biarkan aku tetap di sini,
terdiam dan terus mencintai
I don't want to think about its memory,
though hurt, stuck on it is pity
I don't want to stand with nobody,
me my self is my great enemy
If I were guilty, world is still smiling at me
If I met the misery, I got hands to bring me safely
If I found my self in a scary, lots of people still love me trully
If I could, I would spend all I have to be an endless sea
because life is so lovely
Bentang dinding yang angkuh
pasti jua 'lah runtuh........
Menghitung detak detik
Merasa debar getar
Menyanyi sunyi sepi
Merajut hitam diam
Tak mungkin kembali
biru 'tlah mati
Namun di sini
masih ku berdiri

Sabtu, 19 April 2008

ku disini,
meradang hati,
menanti mimpi,
tersudut mati.
Pada seekor burung yang sayapnya terluka ku bertanya,
"Kau akan terbang kemana dengan mengepakkan sayapmu yang terluka?
Kau tak kan sanggup menahan angin badai yang kan menerpa."
Dan menjawablah ia,
"Luka ini tak seberapa bila dibandingkan dengan hal berharga yang kan ku peroleh saat ku melintas dunia,
menemukan lautan asa yang penuh cinta..."
Kau tak tau ku menangis dalam dekapmu
dan air mata ku jatuh membeku di ujung sendu
Terbisu ku dalam pilu yang meracun kalbu
mendengar deru nadi memacu asak terisak meragu
Tanpa cinta,
Tanpa rasa,
Biar
hening,
Hampa yang berbicara
Rintik basah bercium tanah, gundah.... gelisah....
Hitam tak kan berubah
Hanya rasa yang tercurah
ingin memeluk bayang kelana yang pongah,
Dan biar tersimpan dalam retakan hati yang melangkah tak tau arah
Rintik basah bercium tanah, gundah.... gelisah....
Hitam tak kan berubah
Hanya rasa yang tercurah
ingin memeluk bayang kelana yang pongah,
Dan biar tersimpan dalam retakan hati yang melangkah tak tau arah
Semua yang ada tak kan 'lah menjadi abadi,
namun menanti tak hanya 'tuk meratapi
Detik berganti menghias detak yang tak pasti
Arti yang dicari senantiasa tersembunyi dalam misteri
Telusuri tepi 'tuk dapat temukan tambatan mimpi
Teruslah berlari hingga kau jelang asa yang tak terpungkiri
Indah tak slalu jua berkata namun
'kan slalu mengalir dalam rasa yang tulus,
menyanjung cipta Sang Kuasa
Entah mengapa ku rasa sesak menangkup di jiwa
Hampa, ku hela keringnya hembusan udara yang bertuba
Meranggas sudut biru tepian cadas
Seakan kandas, pupus asa mengharap bias
Sekejap mata namun penuh guratan makna
Jejak tertinggal menyisakan bahagia yang kekal
Tangis dan tawa menghias tiap jengkal manis dunia
Jalan terbentang, rintang menghadang
Tak surutkan hati arungi misteri mencari mimpi
Meraba asa,
Menggapai cita,
Menuai cinta....
Ku rindu bayang yang teduh,
namun hanya pernah ku dapati sesosok angkuh
Ucapan 'bak hujaman teluh,
hingga ku hanya bisa berkeluh....
terjatuh....
dan masih
ingin ku merengkuh
Walau tak kan ada lagi sisa
untuk ku berpeluh
Kanda kelana
Entah di mana kini kau berada
Pekatnya hitam tak jua mampu beri jawaban
dan masih...
hatiku meradang dalam penantian
Jangan meratapi sepi, malam jua setia menemani
Walau hanya terdiam bukanlah berarti bungkam
Walau tanpa ujar, merdunya rindu selalu terdengar
Jutaan kata tersirat tak perlu rayu manis terucap
Indah bahasa hati rasa kan dapat mengerti
Ingin ku sentuh birunya cakrawala,
namun apa daya
sayapku 'tlah terkoyak
hingga ku tak kuasa
mengepakkan asa
The rain fall

Wet outside, all

But why, why is still dry

Inside my that has passed by...
Ku berlari...
Enggan menanti
Entah tanpa arti
atau hanya sekedar berpaling dari
mimpi
Ku tak mengerti
mengapa aku di sini
Sendiri, sepi
Seraya meratapi jawab yang tak kunjung menghampiri
Lagi, ku terus berlari,
tanpa peduli arti,
mimpi,
atau pun mati..